Jumat, 20 Agustus 2010

MP3 STEGO

Kompresi Audio MP3

ABSTRAKSI
Saat ini kepopuleran dari MP3 sudah sangat meluas dan mendunia. Format kompresi audio MP3 saat ini menjadi yang terpopuler walaupun sudah terdapat jenis kompresi audio yang jauh lebih baik (dalam kapasitas) dan memiliki kualitas jauh lebih baik.
Kopopuleran dari MP3 ini tidaklah heran jika digunakan untuk aplikasi keamanan informasi. Teknik steganografi sudah dikenal sejak 2500 tahun yang lalu, dimana teknik ini sering digunakan pada jaman kerajaan Yunani.


Berbeda dengan teknik kriptografi yang dengan mudah dideteksi keberadaannya (walaupun sulit untuk dimengerti), steganografi menyamarkan keberadaan dari pesan yang yang ingin disampaikan. Beberapa teknik yang digunakan adalah menyamarkan pesan dalam bentuk file multimedia. Sekarang ini dikenal luas teknik untuk menyamarkan yaitu digital watermarking.
Salah satu teknik lainnya adalah menggunakan file dalam format audio yang dapat disisipi pesan yang ingin disampaikan. Teknik ini mengkin untuk dilakukan karena sifat dari file audio yang berlebihan (redundant) sehingga dengan teknik pengkompresian menggunakan MP3 dapat menghilangkan informasi yang tidak signifikan bila dihilangkan. Sehingga dengan teknik ini pesan atau data dapat disisipkan pada file ini dengan mengganti informasi yang tidak dibutuhkan pada kompresi dengan data tersebut.
Karena kelemahan dari pendengaran manusia yang memiliki cakupan frekuensi dan atenuasi yang luas sehingga dapat dimanipulasi. Dengan menggunakan musik yang keras, seperti heavy metal, maka perubahan yang terjadi tidak akan mudah terdeteksi oleh pendengaran manusia.
Maka teknik audio steganografi dalam MP3 merupakan salah satu teknik yang sangat baik untuk menyamarkan data yang ingin dikirimkan untuk menghindari pihak-pihak yang tidak berhak.

1.1 Latar Belakang
Saat ini internet sudah berkembang menjadi salah satu media yang paling populer di dunia. Karena fasilitas dan kemudahan yang dimiliki oleh internet maka internet untuk saat ini sudah menjadi barang yang tidak asing lagi. Sayangnya dengan berkembangnya internet dan aplikasi menggunakan internet semakin berkembang pula kejahatan sistem informasi. Dengan berbagai teknik banyak yang mencoba untuk mengakses informasi yang bukan haknya. Maka dari itu sejalan dengan berkembangnya media internet ini harus juga dibarengi dengan perkembangan pengamanan sistem informasi.
Berbagai macam teknik digunakan untuk melindungi informasi yang dirahasiakan dari orang yang tidak berhak, salah satunya adalah teknik steganografi. Teknik sudah dipakai lebih dari 2500 tahun yang lalu untuk menyembunyikan pesan rahasia. Berbeda dengan teknik kriptografi, steganografi menyembunyikan pesan rahasia agar bagi orang awam tidak menyadari keberadaan dari pesan yang disembunyikan. Teknik ini sering digunakan untuk menghindari kecurigaan orang dan menghindari keinginan orang untuk mengetahui isi pesan rahasia tersebut.
Dengan berkembangnya dunia multimedia, maka steganografi modern menggunakan file-file multimedia ini sebagai kedok untuk menyembunyikan pesan, teknik ini dikenal dengan sebutan digital watermarking. Lalu lintas file-file multimedia di internet sudah lumrah sehingga akan mengurangi kecurigaan akan adanya pesan rahasia.
Salah satu jenis file multimedia yang populer adalah file dengan format mp3. Semenjak 6-7 tahun terakhir, file audio dengan format ini menjadi yang terpopuler hingga sekarang. Walaupun jenis kompresi yang lainnya beberapa memiliki kualitas yang lebih baik, namun sifat kosmopolit dari mp3 belum dapat tersaingi hingga saat ini.
Maka dari itu penggunaan mp3 sebagai salah satu media steganografi merupakan langkh yang baik. Lalu lintas pertukaran mp3 di internet merupakan hal biasa sehingga steganografi menggunakan mp3 adalah teknik yang baik untuk mengamankan pesan rahasia melalui media internet.

PEMBAHASAN

2.1MP3
MPEG (Moving Picture Expert Group)-1 audio layer III atau yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan”. Istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio ke dalam format mp3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk mengurangi besarnya file audio.
Sejarah mp3 dimulai dari tahun 1991 saat proposal dari Phillips (Belanda), CCET (Perancis), dan Institut für Rundfunktechnik (Jerman) memenankan proyek untuk DAB (Digital Audio Broadcast). Produk mereka Musicam (akan lebih dikenal dengan layer 2) tewrpilih karena kesederhanaan, ketahanan terhadap kesalahan, dan perhitungan komputasi yang sederhana untuk melakukan pengkodean yang menghasilkan keluaran yang memiliki kualitas tinggi. Pada akhirnya ide dan teknologi yang digunakan dikembangkan menjadi MPEG-1 audio layer 3.
MP3 adalah pengembangan dari teknologi sebelumya sehingga dengan ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas yang setara dengan kualitas CD. Spesifikasi dari layer-layer sebagai berikut:
· Layer 1: paling baik pada 384 kbit/s
Layer 2: paling baik pada 256...384 kbit/s, sangat baik pada 224...256 kbit/, baik pada 192...224 kbit/s
Layer 3: paling baik pada 224...320 kbit/s, sangat baik pada 192...224 kbit/s, baik pada 128...192 kbit/s
Kompresi yang dilakukan oleh mp3 seperti yang telah disebutkan diatas, tidak mempertahankan bentuk asli dari sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara-suara yang keberadaannya kurang/tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domain frekuensi. Kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan sinyal input dan dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range frekuensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses diatas adalah proses konvolusi dua sinyal yaitu sinyal input dan sinyal model sistem pendengaran manusia. Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah pemfilteran akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan pengkodean dengan hasil akhir file dengan format mp3.
Proses pengkompresian mp3 dapat menghasilkan keluaran yang hampir setara dengan aslinya disebabkan oleh kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang dapat dieksploitasi. Berikut adalah beberapa kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang digunakan dalam pemodelan:
Terdapat beberapa suara yang tidak dapat didengar oleh manusia (diluar jangkauan frekuensi 30-30.000 Hz).
Terdapat beberapa suara yang dapat terdengar lebih baik bagi pendengaran manusia dibandingkan suara lainnya.
Bila terdapat dua suara yang dikeluarkan secara simultan, maka pendengaran manusia akan mendengar yang lebih keras sedangkan yang lebih pelan akan tidak terdengar.
Kepopuleran dari mp3 yang sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama mp3 dapat didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya., walaupun sebenarnya hak paten dari mp3 telah dimiliki dan penyebaran mp3 seharusnya dikenai biaya. Walaupun begitu, pemilik hak paten dari mp3 telah memberikan pernyataan bahwa penggunaan mp3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan lainnya adalah kemudahaan akses mp3, dimana banyak sofware yang dapat menghasilkan file mp3 dari CD dan keberadaan file mp3 yang bersifat ubiquitos (kosmopolit).
Pada perbandingan kualitas suara antara beberapa format kompresi audio hasil yang dihasilkan bervariasi pada bitrate yang berbeda, perbandingan berdasarkan codec yang digunakan. Pada 128 kbit/s, LAME MP3 unggul sedikit dibandingkan dengan Ogg Vorbis, AAC, MPC and WMA Pro. Kemudian pada 64 kbit/s,AAC-HE dan mp3pro menjadi yang teratas diantara codec lainnya. Dan untuk diatas 128 kbit/s tidak terdengar perbedaan yang signifikan. Pada umumnya format mp3 sekarang menggunakan 128 kbit/s dan 192 kbit/s sehingga hasil yang dihasilkan cukup baik.

2.2 Steganografi

2.2.1 Sejarah Steganografi
Steganografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Steganós yang berarti menyembunyikan dan Graptos yang artinya tulisan sehingga secara keseluruhan artinya adalah tulisan yang disebunyikan. Secara umum steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain tidak akan menyadari keberadaan dari pesan rahasia tersebut.
Steganografi sudah digunakan sejak dahulu kala sekitar 2500 tahun yang lalu untuk kepentingan politik, militer, diplomatik, serta untuk kpntingan pribadi sebagai alat. Beberapa contoh penggunaan steganografi pada masa lampau:
Pada tahun 480 sebelum masehi, seseorang berkebangsaan Yunani yaitu Demaratus mengirimkan pesan kepada polis Sparta yang berisi peringatan mengenai penyerangan Xerxes yang ditunda. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan meja yang telah diukir kemudian diberi lapisan lilin untuk menutupi pesan tersebut, dengan begitu pesan dalam meja dapat disampaikan tanpa menimbulakn kecurigaan oleh para penjaga.
Pada abad ke 5 sebelum masehi, Histaiacus mengirimkan pesan kepada Aristagoras Miletus untuk memberontak terhadap raja Persia. Pesan disampaikan dengan cara mencukur kepala pembawa pesan dan mentato kepalanya dengan pesan tersebut. Kemudian saat rambutnya tumbuh kembali, pembawa pesan dikirimkan dan pada tempat tujuan rambutnya kembali digunduli dan pesan akan terbaca.
Penggunaan tinta yang tidak terlihat pada pesan lainnya.
Pada perang dunia II, Jerman menggunakan microdots untuk berkomunikasi. Penggnaan teknik ini biasa digunakan pada microfilm chip yang harus diperbesar sekitar 200 kali.
Pada perang dunia II, Amerika Serikat menggunakan suku Indian Navajo sebagai media untuk berkomunikasi.

2.2.2 Digital Watermarking
Steganografi pada saat ini banyak diterapkan dengan menggunakan file-file digital. Pada steganografi tulisan beberapa cara yang biasa digunakan untuk menyembunyikan pesan adalah menggunakan ruang kosong, baik ruang kosong antara baris maupun ruang kosong antara kata. Dengan menggunakan bebearapa software khusus pesan rahasia dapat disispkan pada ruang-ruang kosong tersebut.
Steganografi juga mulai menggunakan file-file multimedia sebagai kedok untuk menyembunyikan pesan rahasia, baik itu berupa gambar, suara, atau video yang biasa disebut digital watermarking. Sebelum lebih lanjut dengan pembahasan steganografi, perlu diketahui beberapa istilah yang sering igunakan. Berikut adalah beberapa istilah yang sering digunakan dalam teknik steganografi:
Carrier file : file yang berisi pesan rahasia tersebut
Steganalysis : proses untuk mendeteksi keberadaanpesan rahasia dalam suatu file
Stego-medium : media yang digunakan untuk membawa pesan rahasia
Redundant bits : sebagian informasi yang terdapat di dalam file yang jika dihilangkan tidak akan menimbulakn kerusakan yang signifiakan (setidaknya bagi indera manusia)
Payload : informasi yang akan disembunyikan
Teknik yang digunakan pada digital watermarking beragam tetapi secara umum teknik ini menggunakan redundant bits sebagai tempat menyembunyikan pesan pada saat dilakukan kompresi data, dan kemudian menggunakan kelemahan indera manusia yang tidak sensitive sehingga pesan tersebut tidak ada perbedaan yang terlihat atau yang terdengar. Cara yang paling sering digunakan adalah dengan mengganti LSB (Least Significant Byte ) dengan pesan rahasia, dengan asumsi tidak semua data dibutuhkan. Kelemahan dari teknik adalah dengan mengganti LSB, maka besar pesan yang dapat disembunyikan menjadi tergantung dengan besar dari carrier file. Selain itu terdapat teknik lain yang dapat digunakan yaitu Injection. Teknik ini dengan langsung menyelipkan pesan rahasia pada carrier file. Namun dengan cara ini maka ukuran carrier file akan bertambah besar sesuai dengan besar pesan tersebut.
Cara yang harus dilakukan saat menggunakan digital watermarking adalah menghapus file asli dari carrier file. Karena jika tidak bila dilakukan perbandingan dengan berbagai cara, perbedaan antara keduanya dapat diketahui sehingga pesan dapat diketahui oleh orang lain. Walaupun sekarang tanpa file asli beberapa jenis steganografi dapat diktahui, caa ini merupakan cara yang harus dilakukan untuk setidaknya mengurangi kemungkinan untuk dilakukannya perbandingan.
Steganografi pada gambar biasanya menggunakan teknik penggantian LSB. Bagi computer gambar adalah file yang berisi kumpulan warna dan itntensitas cahaya pada daerah yang berbeda. Dengan menggunakan pnggantian LSB, maka untuk mendapatkan hasil terbaik sebaiknya digunakan 24 bit Bitmap, dikarenakan ukurannya yang besar dan memiliki resolusi tinggi. Dengan ukuran yang besar maka pesan yang dapat dibawa semakin besar dan dengan resolusi tinggi tidak akan terlihat perubahan yang signifikan. Namun pada kenyataannya bnyak yang menggunakan 8bit Bitmap atau dengan menggunakan format lainnya seperti GIFF, JPEG, atau PNG untuk menghindari kecurigaan. Kelemahan dalam steganografi menggunakan gambar adalah bila dikonversiakan menjadi format yang lain, maka secara otomatis pesan yang disembunyikan akan hilang.
Walaupun bukan termasuk dalam steganografi, teknik penyusunan gambar dapat digunakan untuk menyembunyikan informasi dalam bentuk foto. Berikut adalah gambar contoh dari presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang sebenarnya terdiri dari gabungan beberapa gambar:

Gambar 1. teknik penyusunan gambar yang membentuk gambar lain
Penggunaan file audio juga dapat digunakan sebagai carrier file untuk proses steganografi. Cara yang lazim adalah penggantian LSB seperti yang digunakan pada steganografi gambar. Namun kendala yang dihadapi adalah tidak jarang orang dapat membedakan hasil keluaran suara yang asli dan yang telah disispi pesan. Maka dari teknik lainnya adalah dengan menambahkan echo yang isinya adalah pesan yang ingin disembunyikan. Diluar dugaan setelah ditambahkan echo tidak jarang kualitas suara yang dihasilkan malahan lebih baik daripada yang asli.
Terakhir penggunaan video untuk steganografi. Teknik yang lazim digunakan dalam video steganografi ini adalah menggunakan DCT (Discrete Fourier Transform). Dalam penggunaannya DCT mengubah sedikit gambar dari beberapa frame, sehingga perubahan yang terjadi tidak dirasakan. DCT sebenarnya menimpa nilai dari beberapa bagian dari gambar di video. Selebihnya teknik penyusupan pesan memiliki cara yang sama penggunaannya dengan steganografi pada gambar (seperti pengantian LSB).

2.2.3 Steganalysis dan Penggunaan Steganografi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, steganalysis merupakan teknik yang digunakan untuk mengungkapkan keberadaan dari steganografi. Terdapat beberapa software yang dapat melakukan analisa adanya penggunaan teknik steganografi. Beberapa mnganalisa dari perubahan yang dilakukan terhadap meta data file tersebut. Kemudian yang lainnya menganalisa dari ciri-ciri file telah menggunakan software tertentu untuk steganografi. Beberapa membandingkan file asli, lalu dicari perbedaannya dan pola yang digunakan sehingga dengan cara ini bukan saja dapat diketahui file telah mengalami psoses steganografi dapat pula diketahui pesan yang disembunyikan.
Namun teknik steganalysis tidak dapat digunakan untuk mengetahui pesan yang disembunyikan bila ternyata pesan tersebut mengalami kriptografi. Jadi cara yang baik untuk melakukan steganografi adalah dengan melakukan asumsi bahwa orang akan tahu bahwa ada pesan yang disembunyikan sehingga dilakukan pengamanan lagi dengan kriptografi. Pemilihan kriptografi juga jangan dilakukan dengan sembarangan dan gunakan yang sudah terbukti keampuhannya seperti 3DES dan SHA-1.
Penggunaan steganografi khususnya digital watermarking biasanya digunakan untuk menyimpan informasi yang rahasia. Karena ukuran pesan yang dapat disimpan menggunakan digital watermarking relatif kecil, maka informasi yang disimpan juga sesuatu yang rahasia namun dalam ukuran kecil. Contoh penggunaannya adalah untuk nomor PIN, nomor rekening, nomor kunci public, dan sebagainya. Selain itu penggunaan steganografi juga dapat digunakan untuk untuk memberikan tanda copyright terhadap file gambar, audio (seperti mp3), dan video.
Steganografi tenyata digunakan juga untuk melakukan tindakan criminal. Diduga juga steganografi digunakan oleh para teroris untuk menjalankan aksinya. Dengan steganografi peta, sasaran , dan rencana tindakan teroris disamarkan dalam situs-situs mailing list olahraga dan pada situs-situs porno. Maka dari itu kelebihan dari steganografi sangat disayangkan bila dipakai untuk tujuan kejahatan. Tindakan kejahatan lainnya yang mungkin difasilitasi oleh steganografi yaitu untuk perjudian, penipuan, virus, dan lain-lain.


2.3 Audio Steganografi menggunakan MP3
Pada pembahasan ini akan dibahas teknik steganografi dalam MP3 secara umum dan secara khusus mengacu pada software MP3Stego. MP3Stego adalah software yang dapat digunakan untuk meyembunyikan pesan dalam MP3. Produk ini dapat digunakan secara bebas, namun terdapat beberapa kelemahan dari produk ini karena hanya merupakan program bebas yang belum disempurnakan. Keberadaan program ini ditujukan oleh pembuat hanya untuk membuktikan bahwa steganografi dalam MP3 dapat dilakukan.
Cara untuk mengaplikasikan steganografi pada file audio terdiri dari beberapa cara yang lazim digunakan, antara lain dengan cara mengganti atau menambahkan bit. Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan:
Penggantian LSB. Cara ini lazim digunakan dalam teknik digital steganografi yaitu mengganti LSB input setiap samplingnya dengan data yang dikodekan. Dengan metode ini keuntungan yang didapatkan adalah ukuran pesan yang disispkan relative besar, namun berdampak pada hasil audio yang berkualitas kurang dengan banyaknya noise.
Metode kedua yang digunakan adalah merekayasa fasa dari sinyal masukan. Teori yang digunakan adalah dengan mensubstitusi awal fasa dari tiap awal segment dengan fasa yang telah dibuat sedemikian rupa dan merepresentasikan pesan yang disembunyikan. Fasa dari tiap awal segment ini dibuat sedemikian rupa sehingga setiap segmen masih memiliki hubungan yang berujung pada kualitas suara yang tetap terjaga. Teknik ini menghasilkan keluaran yang jauh lebih baik daripada metode pertama namun dikompensasikan dengan kerumitan dalam realisasinya.
Metode yang ketiga adalah penyebaran spektrum. Dengan metode ini pesan dikodekan dan disebar ke setiap spectrum frekuensi yang memungkinkan. Maka dari itu akan sangat sulit bagi yang akan mencoba memecahkannya kecuali ia memiliki akses terhadap data tersebut atau dapat merekonstruksi sinyal random yang digunakan untuk menyebarkan pesan pada range frekuensi.
Metode terakhir yang sering digunakan adalah menyembunyikan pesan melalui teknik echo. Teknik menyamarkan pesan ke dalam sinyal yang membentuk echo. Kemudian pesan disembunyikan dengan menvariasikan tiga parameter dalam echo yaitu besar amplitude awal, tingkat penurunan atenuasi, dan offset. Dengan adanya offset dari echo dan sinyal asli maka echo akan tercampur dengan sinyal aslinya, karena sistem pendengaran manusia yang tidak memisahkan antaha echo dan sinyal asli.
Keempat metode di atas memiliki kesamaan yaitu menggunakan kelemahan dari sistem pendengaran manusia. Maka dari itu teknik steganografi dalam MP3 juga akan menggunakan kelemahan ini untuk menyembunyikan pesan.
Seperti yang disebutkan diatas, MP3Stego dapat digunakan untuk steganografi. Cara kerja dari program ini berdasarkan dari teknik kompresi audio dari WAV ke MP3. Seperti yang sudah diketahui, MP3 adalah kompresi yang bersifat “menghilangkan” data-data yang tidak signifikan bagi pendengaran manusia, maka dari itu program ini menggunakan keuntungan itu dengan tidak menghilangkan seluruh data yang redundant, melainkan digantikan dengan pesan yang akan dimasukan.
Proses pengkodean dan kompresi MP3 secara umum terbagi menjadi dua siklus iterasi, yaitu di dalam siklus iterasi berupa siklus untuk ratifikasi dan di luar siklus iterasi untuk pengendalian distorsi dan noise. Gambar bagan kompresi MP3 seperti di bawah ini:

Gambar 2. diagram proses kompresi mp3
MP3Stego memasukan data pada saat proses kompresi pada proses di dalam siklus iterasi.
Proses penyembunyian pesan secara garis besar adalah pesan dikompresi lalu dienkripsi dan terakhir disembuyikan pada rangkaian bit MP3. Setelah mengalami kompresi, lalu pesan tersebut dienkripsi untuk menjami keamananya. Seperti yang telah dibahas diatas, pesan steganografi dianggap dapat diketahui keberadaannya maka untuk keamanan pesan tersebut harus dilakukan tindakan pengamanan, antara lain enkripsi. Enkripsi yang digunakan adalah 3DES yang sudah teruji keandalannya, sehingga walaupun keberadaannya diketahui isi pesan akan tetap aman.
Kemudian dilanjutkan dengan proses penyebaran pesan terenkripsi pada rangkaian bit MP3. Proses ini merupkan proses yang terumit dalam keseluruhan proses. Pertama-tama proses ini terjadi pada di dalam siklus iterasi, di dalam siklus iterasi ini terjadi kuantisasi data dari sinyal input yang sesuai dengan model sistem pendengaran manusia, dan mengumpulkan data-data tersebut hingga mencapai ukuran yang tepat sehingga dapat dikodekan. Sedangkan siklus lainnya memastikan data memenuhi spesifikasi model sistem pendengaran manusia. Kemudian untuk menyisipkan pesan, pesan dijadikan parity bit untuk Huffman code dan scale factor. Tentu saja dengan penggantian parity ini harus ada yang disesuaikan, yaitu tahap akhir dari dalam siklus iterasi. Penyebaran data dilakukan secara acak yang didasarkan atas SHA-1.
Melihat proses yang begitu mengutamakan keamanan maka penyimpanan pesan menggunakan MP3Stego merupakan pilihan yang tepat. Satu-satunya kemungkinan isi pesan dapat terungkap bila kata rahasia yang digunakan untuk enkripsi dan penyebaran data diketahui.
Sayangnya MP3Stego tidak dapat menampung pesan yang memiliki ukuran besar, karena besarnya ditentukan dari besar frame MP3 dimana setiap frame hanya dapat menampung 1 bit saja. Selain itu file audio yang digunakan sebagai carrier file harus memiliki spesifikasi format WAV, 44100Hz, 16 bit, PCM, dan mono. Diluar spesifikasi tersebut proses penyisipan pesan tidak dapat dilakukan, MP3 hasil kompresi juga mono dimana file MP3 tidak wajar dengan format mono yang akan menimbulkan kecurigaan. Tetapi sekali lagi program ini ditujukan unuk menunjukan bahwa steganografi menggunakan MP3 dapat dilakukan.

PERCOBAAN

Pertama-tama akan dicoba untuk menyembunyikan pesan singkat yang memiliki nama pesan.txt, yang berisi:
hello world, what's up!
This is testing using mp3stego.=>
Kemudian file WAV yang akan saya gunakan memiliki nama rx.wav yang sesuai dengan spesifikasi di atas. Lalu dengan dua file sudah cukup untuk memulai proses. Jalannya proses ini dilakukan dalam lingkungan command di WindowXP, kedua file harus berada dalam direktori yang sama dengan program. Selanjutnya sesuai dengan manual, saya akan menjalankan proses dengan hasil rx.mp3, dengan perintah seperti berikut:
encode -E pesan.txt rx.wav rx.mp3
Setelah itu akan diminta sebuah kata rahasia yang akan digunakan dalam proses enkripsi dan penyebaran pesan, dan juga diminta untuk mengulangi mengetik kata tersebut lagi. Terakhir proses kompresi dan penyisipan dilakukan. Berikut adalah ilustrasinya:

Gambar 3. proses encoding
Kata rahasia yang digunakan adalah: stefanus.
Untuk proses encoding terdapat beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai berikut:

Gambar 4. pilihan dalam encoding
Selanjutnya dari file rx.mp3 akan dicoba untuk mengambil pesan yang telah disembunyikan sebelumnya. Perintah yang digunakan adalah:
decode -X rx.mp3
Kemudian akan ditanyakan kata rahasia yang digunakan pada saat kompresi dahulu, dan akan diminta untuk konfirmasi lagi. Setelah itu pesan akan ditampilkan dalam file rx.mp3.txt sebelumnya akan dihasilkan file dalam format PCM terlebih dahulu.

Gambar 5. proses decoding
Sama seperti proses encoding, pada proses decoding ini juga disediakan beberapa pilihan, sebagai berikut:






Gambar 6. pilihan dalam decoding
Kemudian pada file rx.mp3 memiliki isi sebagai berikut:
hello world, what's up!
This is testing using mp3stego.=>
Hasil dari file ini sama dengan pesan yang disisipkan tadi. Sehingga secara keseluruhan program dapat berjalan dengan baik dan proses berjalan dengan baik
Sekarang untuk menguji ketahanannya, saya mencoba untuk memotong file MP3 hasil kompresi selama 20 detik. Kemudian saya mencoba untuk mendengarkan file yang sudah dipotong tersebut dengan menggunakan Winamp. Ternyata hasil keluaran suara sangat jelek, dan waktu yang seharusnya 20 detik berkurang menjadi 5 detik. Tampaknya file yang telah mengalami kompresi dengan disisipi pesan menggunakan MP3Stego tidak dapat diperlakukan seperti file MP3 biasanya. Lalu saya mencoba untuk melakukan proses decoding dan hasilnya adalah pesan error dari program tersebut.
Kemudian saya mencoba untuk menggunakan kata rahasia yang salah. Ternyata proses ekstraksi data tetap dilakukan, namun pada akhirnya muncul pesan error oleh program tersebut.

Gambar 7. pesan error dari program
Jadi proses enkripsi dilakukan dengan menggunakan kata rahasia palsu tersebut, namun hasil yang dihasilkan salah sehingga muncul pesan error dari program. Dapat disimpulkan tanpa kata rahasia pesan tetap aman tidak dapat diakses oleh orang lain.
Setelah itu untuk mengetahui seberapa besar dari kapasitas pesan yang dapat disisipkan, saya mencoba untuk menggunakan file dengan ukuran 4 kbytes yaitu file readme.txt dari program. Saya menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya untuk encoding dan hasilnya seperti ilustrasi di bawah ini:

Gambar 8. tampilan bila ukuran pesan terlalu besar
Pada tampilan dapat dilihat ukuran maksimum data 14964 bits, angka ini didapatkan dari jumlah frame (7482 frame) yang dikalikan dengan dua. File input WAV memiliki format 16 bit setiap sample sama dengan 2 byte untuk setiap sample. Dengan ini satu frame mampu menampung 2 bit data pesan.
Kemudian saya mencoba untuk mengetahui besarnya file mp3 dengan data yang disisipkan berbeda ukuran. Ternyata pada hasil akhirnya besar dari file mp3 tetap sama, walaupun ukuran pesan yang disisipkan memiliki selisih yang cukup besar. Dengan ini berarti dalam proses kompresi memang disediakan tempat sebanyak dua kali jumlah frame untuk alokasi pesan rahasia. Maka dari itu dengan ukuran pesan yang berbeda dapat menghasilkan ukuran file mp3 yang sama.